Oleh :
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis
Sejarah umat Islam bukan hanya berisi kemenangan, tapi juga luka-luka besar yang masih membekas hingga hari ini. Salah satunya adalah konflik yang terjadi di antara para sahabat Nabi ﷺ — orang-orang terbaik, murid langsung Rasulullah, yang mencintai Islam dengan sepenuh jiwa.
Ceramah ini tidak mengajak untuk mengungkit aib atau membuka
ruang celaan, melainkan mengajak kita memahami dengan hati yang lapang dan
akal yang adil:
- Mengapa
terjadi fitnah besar setelah wafatnya Utsman bin Affan?
- Apa
yang sebenarnya terjadi antara Sayyidina Ali, Aisyah r.a., Thalhah dan
Zubair?
- Bagaimana
kita menyikapi peristiwa menyakitkan ini sebagai Muslim masa kini?
Kita semua mencintai para sahabat Nabi ﷺ. Mereka manusia —
mereka bisa berselisih. Tapi mereka juga orang yang paling dekat dengan Allah
dan Rasul-Nya. Daripada mewarisi kebencian, marilah kita warisi pelajaran: (1) Jaga
lisan, jaga hati. (2) Utamakan
ukhuwah di atas perbedaan. (3) Jadikan
sejarah sebagai guru, bukan senjata.
1. Fitnah Besar Dimulai dengan Pembunuhan Khalifah Utsman
bin Affan
- Utsman
dibunuh secara keji dalam keadaan berpuasa dan membaca Al-Qur’an.
- Para
sahabat ingin membelanya, tapi beliau menolak pertumpahan darah terjadi
demi dirinya.
2. Kekosongan Kepemimpinan Memicu Kekacauan
- Selama
sekitar 40 hari, umat Islam tidak memiliki khalifah.
- Kelompok
pemberontak mendesak para tokoh sahabat (Thalhah, Zubair, dan Ali) untuk
memimpin.