Sanad memiliki tujuan utama untuk mengidentifikasi para perawi sebuah hadis guna menentukan tingkat kesahihannya. Sanad hanya menjadi penting ketika ada keraguan terhadap kesahihan hadis, seperti adanya dugaan pemalsuan atau keraguan terhadap kredibilitas perawi.
Setelah hadis-hadis dibukukan, kajian sanad difokuskan pada para pengumpul hadis dan seterusnya hingga kepada Rasulullah SAW. Dengan kata lain, yang ditelaah adalah para perawi yang disebutkan dalam kitab-kitab hadis, seperti perawi dalam kitab-kitab karya al-Bukhari, Muslim, al-Nasai, Abu Daud, Ibn Hibban, Ibn Abi Syaibah, Ibn Abi 'Asim, dan lain-lain.
Sanad yang dibuat setelah masa tersebut tidak lagi memiliki fungsi yang signifikan. Oleh karena itu, tidak perlu lagi dipersoalkan.
Saat ini, di Malaysia terdapat banyak orang yang tertarik dengan sanad. Namun, perlu diingat bahwa jika kredibilitas mereka dibandingkan dengan syarat-syarat perawi yang ditetapkan, maka riwayat hadis yang mereka sampaikan bisa menjadi tidak sah.
Meskipun demikian, mempelajari sanad sebagai pengingat tradisi masa lampau masih dapat dilakukan.
Pengalaman Penulis Mempelajari Sanad di India
Selama menempuh pendidikan Ph.D dalam bidang hadis, penulis mendapat kesempatan untuk mempelajari sanad dari para guru hadis di India yang masih melestarikan tradisi ini. Dengan surat rekomendasi dari gurunya, al-Syeikh Dr Muhammad Abul Laith al-KhairAbadi, penulis diterima sebagai tamu di berbagai institusi hadis di Deoband, Saharanpur, dan lain-lain. Di sana, penulis berkesempatan untuk membaca kitab hadis di hadapan para guru tersebut.
Beberapa dari mereka telah wafat, semoga Allah SWT merahmati mereka.
Sumber: di sini