Jawatankuasa Fatwa Negeri Perlis menganggap serius isu dakwaan sebahagian pihak berkaitan dengan al-Mahdi. Begitu juga, ceramah atau syarahan agama yang secara langsung atau tidak langsung membuat umat Islam menanti-nanti kemunculan al-Mahdi untuk menyelesaikan krisis yang dihadapi oleh umat pada masa ini.
Untuk menghadapi fenomena ini, Jawatankuasa Fatwa Negeri Perlis merumuskan beberapa perkara berikut untuk panduan umat Islam.
- Kemunculan al-Mahdi disebut dalam riwayat yang diterima oleh kebanyakan ulama, namun hal ini tidak termasuk dalam usul akidah.
- Seseorang yang menolak kemunculan al-Mahdi sedangkan dia meyakini kesahihan hadis-hadis itu, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai kufur. Namun, jika seseorang mentakwilkan hadis-hadis itu dengan interpretasi tertentu, maka dia tidak dianggap kafir selama tidak menolak kebenaran Nabi Muhammad SAW secara jelas. Jika seseorang tidak menolak Nabi Muhammad SAW tetapi tidak mempercayai kesahihan hadis-hadis tersebut karena alasan ilmiah, maka hal ini dianggap sebagai pendapat yang lemah namun tidak menjadikan seseorang kafir.
- Kepercayaan tentang kedatangan al-Mahdi merupakan sesuatu yang belum berlaku, maka hal ini harus didasarkan pada apa yang ada dalam hadis-hadis yang sahih. Mengasumsikan sesuatu yang belum terjadi atas nama agama tanpa bukti yang sahih dapat membawa kepada kepercayaan buta dan penipuan terhadap agama.
- Seorang muslim tidak diperintahkan untuk menanti-nanti dan mencari-cari al-Mahdi. Sebaliknya, setiap muslim diinstruksikan untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim, termasuk membela dan mempertahankan agama selama hidupnya.
- Kemenangan Islam tidak selalu terkait dengan kemunculan al-Mahdi. Tidak mustahil bagi umat Islam untuk mencapai kemenangan dan menguasai dunia bahkan sebelum kemunculan al-Mahdi.
- Mempersiapkan diri untuk kedatangan al-Mahdi adalah hal yang sia-sia dan tidak diperintahkan oleh agama. Sebaliknya, setiap muslim diperintahkan untuk mempersiapkan amal solehnya sendiri.
- Tindakan mengklaim diri sendiri atau orang lain sebagai al-Mahdi telah menyebabkan kerusakan nyata dalam sejarah umat Islam. Oleh karena itu, tindakan seperti ini, jika tidak dapat dibuktikan dengan bukti yang benar dan sahih, harus diambil tindakan oleh Ulil Amri.
- Hadis-hadis Nabi tidak menempatkan al-Mahdi dalam tingkat pengagungan yang luar biasa, sebaliknya al-Mahdi disifatkan sebagai seorang lelaki yang soleh dan menegakkan Minhaj al-Nubuwwah.
- Pada zaman al-Mahdi, tanda-tanda besar kiamat akan terjadi, yaitu munculnya Dajjal dan Nabi Isa a.s. Maka, siapa pun yang membuat dakwaan tentang al-Mahdi sebelum hal ini terjadi, maka dia membuat klaim palsu.
- Individu mana pun yang membuat klaim yang salah tentang al-Mahdi dapat dikenakan tindakan hukum.
- TAMAT –
Kehadiran Ahli Jawatankuasa Fatwa Negeri Perlis:
- Sahibus Samahah Profesor Dato’ Arif Perkasa Dr Mohd Asri Bin Zainul Abidin
- Sahibul Fadhilah Ustaz Tajul Urus bin Abdul Halim
- Sahibul Fadhilah Dato’ Dr. Johari bin Mat
- Sahibul Fadhilah Profesor Dr. Muhamad Rozaimi bin Ramle
- Sahibul Fadhilah Profesor Dr. Basri bin Ibrahim
- Sahibul Fadhilah Dr. Hj Zaharuddin bin Hj Abdul Rahman
- Sahibul Fadhilah Profesor Dr. Azman Bin Mohd Noor
- Sahibul Fadhilah Prof Madya Dr. Mohd Akram bin Dato’ Dahaman @ Dahlan
- Sahibul Fadhilah Dr. Ahmad Sufian bin Che Abdullah
- Sahibul Fadhilah Dr Kamilin bin Jamilin
- Sahibul Fadhilah Prof Madya Dr Ahmad Wifaq Bin Mokhtar
- Sahibul Fadhilah Ustaz Syed Abu Bakar bin Syed Kamal Bharin
- Sahibul Fadhilah Dr. Muhammad Lukman bin Mat Sin
- Al-Fadhil Ustaz Muhammad Khidhir bin Abdul Ghani - Setiausaha
DIPERAKUKAN dalam Persidangan Mesyuarat Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis Bil 6 / 2023 pada 4 Disember 2023.
Teks fatwa dalam blog ini sudah dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Berikut sumber aslinya: https://muftiperlis.gov.my/index.php/himpunan-fatwa-negeri/855-sikap-umat-islam-terhadap-al-mahdi