} -->

HADITS FOR REAL: DECODE BAYQUNIYYAH DENGAN AKAL, ADAB, DAN ATTITUDE

Ilmu hadits bukan warisan eksklusif untuk ustaz dan santri, tapi fondasi buat siapa pun yang ingin selamat dari hoax atas nama agama. Lewat bait-bait klasik Bayquniyyah, kita bedah cara kerja validasi hadits: mulai dari sanad, matan, hingga logika ilmiah para ulama. Ini bukan soal hafalan, tapi soal tanggung jawab intelektual—biar kamu tahu mana sabda Nabi ๏ทบ dan mana cuma “katanya”.

Disusun dan dirapikan oleh:
✍️ Hamba yang fakir akan ampunan Tuhannya
Dr. Muhammad bin Ali Al-Ghamidi
(semoga Allah mengampuninya, juga kedua orang tuanya)

๐Ÿ“š Seluruh teks asli berbahasa Arab dalam karya ini merupakan hasil susunan beliau. Versi terjemahan dan penjelasannya telah dikembangkan ulang oleh tim Home of Hadith dengan gaya Gen Z—agar lebih mudah dicerna, dekat dengan realita, dan tetap setia pada substansi keilmuan.


 ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู† ู…ุงู„ูƒ ูŠูˆู… ุงู„ุฏูŠู† ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุงู„ู‡ุงุฏูŠ ุงู„ุจุดูŠุฑ ุงู„ุณุฑุงุฌ ุงู„ู…ู†ูŠุฑ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†                       ูˆุจุนุฏ:

ูู‡ุฐู‡ ูƒู„ู…ุงุช ู…ุณุชูุงุฏุฉ ูˆู†ูƒุงุช ู…ู‚ุชุจุณุฉ ูˆุซู…ุงุฑ ู…ุฌุชู†ุงู‡ ู…ู† ุดุฑูˆุญุงุช ุงู„ู…ุญุฏุซูŠู† ูˆุญูˆุงุดูŠ ุงู„ู…ุญู‚ู‚ูŠู† ุนู„ู‰ ุงู„ู…ู†ุธูˆู…ุฉ ุงู„ู„ุทูŠูุฉ ุงู„ู…ูˆุณูˆู…ุฉ ุจู€ ( ุงู„ุจูŠู‚ูˆู†ูŠุฉ ) ููŠ ุนู„ู… ู…ุตุทู„ุญ ุงู„ุญุฏูŠุซ.ูˆู‡ูŠ ู…ู†ุธูˆู…ุฉ ู‚ุฏ ุนุธู… ูˆู‚ุนู‡ุง, ูˆุนู… ู†ูุนู‡ุง, ูˆุบุงูŠุฉ ุนู…ู„ูŠ ููŠู‡ุง ุงู„ุฌู…ุน ูˆุงู„ุชุฑุชูŠุจ ุนู„َّู†ูŠ ุฃุณู„ูƒ ููŠ ุณู„ูƒู‡ู… ูˆุฃُุญุดุฑ ููŠ ุฒู…ุฑุชู‡ู… ูˆุฃุชุดุจู‡ ุจู‡ู… ูˆุฃู‚ุชููŠ ุฃุซุฑู‡ู… ، ูˆุฃู‚ูˆู„ ุงุจุชุฏุงุก :

ุงู„ุญุฏูŠุซ  ู„ุบุฉ: ุถุฏ ุงู„ู‚ุฏูŠู….

ุงุตุทู„ุงุญุงً: ูŠู†ู‚ุณู… ุฅู„ู‰ ู‚ุณู…ูŠู† (ุนู„ู… ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฑูˆุงูŠุฉ ، ูˆุนู„ู… ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฏุฑุงูŠุฉ ) ูˆุงู„ู‚ุณู… ุงู„ุซุงู†ูŠ ู‡ูˆ ู…ุญู„ ุฏุฑุงุณุชู†ุง ุญูˆู„ ู‡ุฐุง ุงู„ู†ุธู… ุงู„ู…ุจุงุฑูƒ .

ูˆุงู„ู…ู‚ุตูˆุฏ ุจุนู„ู… ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฏุฑุงูŠุฉ:  ุฃูŠ ู…ู† ุฌู‡ุฉ ุงู„ุฏุฑุงูŠุฉ ูˆุงู„ุชููƒุฑ ููŠ ุฃุณุงู†ูŠุฏู‡ ูˆู…ุชูˆู†ู‡ ، ูˆุณุฃุนุฑู ุจู‡ ููŠู…ุง ูŠู„ูŠ :


๐Ÿง ๐Ÿ”ฅ Opening Vibe Check:

"Bismillah..."
Yuk mulai dengan niat yang lurus. Semua puji cuma buat Allah, Sang Pemilik Hari Pembalasan. Shalawat dan salam buat Nabi Muhammad ๏ทบ — cahaya yang bener-bener nuntun kita keluar dari gelap ke terang.


๐Ÿ“š๐ŸŽ“ Apa Sih Tulisan Ini?

Ini bukan sembarang tulisan. Ini hasil ngeracik ilmu dari para ulama hadits top, yang ngulik dan ngejelasin syair klasik bernama Manzhumah Al-Bayquniyyah — sebuah karya legend dalam dunia ilmu hadits.

๐Ÿ“Œ Fun fact: Karya ini tuh pendek, tapi impact-nya gede banget! Dipelajari dari pesantren sampai kampus. Dan yang nulis teks ini bilang:
"Gue cuma ngumpulin, nyusun ulang, biar bisa ikut jejak ulama-ulama keren itu. Siapa tahu bisa bareng mereka di akhirat nanti. Aamiin."
๐Ÿซฑ๐Ÿป‍๐Ÿซฒ๐Ÿผ


๐Ÿ’ฌ So, Apa Itu Hadits?

Secara bahasa:
Hadits = lawannya “jadul” alias yang lama. Jadi ya… hadits itu something new, bukan lawas.

Secara istilah:
Ilmu hadits itu dibagi dua bagian besar:

1.     Riwayah — fokusnya ngumpulin dan nyampein hadits.

2.     Dirayah — ini yang bakal kita pelajari, alias mikir dan ngulik secara kritis isi dan sanad hadits itu. Gak cuma copy-paste, tapi paham dan validasi. ๐Ÿ”๐Ÿ“–


๐ŸŽฏ Fokus Kita di Mana?

Fokus kita di sini adalah ilmu hadits secara dirayah — artinya kita bakal bedah hadits dari sisi:

  • Sanad (rantai perawi)
  • Matan (isi/konten)
  • Dan gimana cara ulama bedain mana yang valid, mana yang lemah, mana yang perlu dikaji lebih dalam.

METODOLOGI KONTEKSTUAL DALAM PEMAHAMAN HADIS: INTEGRASI MAQASID SYARIAH SEBAGAI INSTRUMEN TAFSIR

Sebuah kajian sistematis tentang pentingnya membaca hadis dalam bingkai objektif maqasid syariah dan konteks Al-Qur’an, demi menghindari penafsiran literal yang dapat menimbulkan ketimpangan hukum, kekeliruan sosial, dan pembenaran kezaliman atas nama agama.

Oleh : Prof. Dr. Rozaimi Ramle - Ph.D Hadis University of Jordan, AJK Fatwa Kerajaan Negeri Perlis, Rektor Universiti Islam Perlis



๐Ÿ“˜ Ketika Hadis Tidak Bisa Dibaca Secara Zahir: Membongkar Makna, Menelusuri Maqasid, Menjaga Keseimbangan

Dalam kehidupan beragama, seringkali umat terjebak antara dua kutub ekstrem: memahami nash (teks agama) secara tekstual semata atau menakwilkannya secara liar tanpa panduan ilmiah. Padahal, Islam memiliki prinsip yang kokoh dan adil dalam memahami ajaran: mengharmonikan antara teks dan konteks, antara dalil literal dan maqasid (tujuan syariat), antara hukum formal dan realitas kehidupan.

Kuliah ilmiah ini membedah metodologi memahami hadis dengan pendekatan berbasis Al-Qur’an dan maqasid asy-syari’ah (tujuan utama syariat), sehingga umat tidak terseret dalam pemahaman yang kaku, radikal, atau bahkan menyesatkan. Disajikan dalam bahasa lugas namun ilmiah, kuliah ini menampilkan bagaimana hukum-hukum Islam mesti dilihat dalam kerangka maslahat (kebaikan) dan keadilan yang luas.

๐Ÿ” Bagi Anda yang selama ini hanya memahami hadis secara zahir (tekstual), ceramah ini adalah “tamparan lembut” yang akan menggugah cara pandang Anda terhadap ajaran Nabi ๏ทบ.

๐ŸŽง Wajib dengar bagi siapa pun yang ingin memahami Islam secara holistik dan matang—terutama dalam isu-isu kontemporer seperti politik, ketaatan pada pemerintah, bencana akhir zaman, dan bagaimana kita menyikapi realitas dengan ilmu, bukan emosi atau slogan.


๐Ÿ“˜ Rangkuman Faedah Lengkap dan Rinci – Siri Kuliah Ilmiah: Memahami Hadis dalam Kerangka Maqasid Syariah dan Realitas Sosial


๐Ÿ”– 1. Urgensi Pendekatan Kontekstual terhadap Hadis

Kuliah dibuka dengan penekanan bahwa tidak semua hadis dapat dipahami secara zahir (literal). Ada hadis-hadis yang jika difahami secara teks semata akan menyebabkan kesalahan dalam aplikasinya, terutama dalam konteks sosial, politik, dan hukum kontemporer.

๐Ÿ“Œ Faedah:

  • Menyadarkan bahwa pemahaman tekstual yang kaku dapat melahirkan hukum-hukum yang bertentangan dengan maqasid syariah (tujuan syariat), seperti keadilan, rahmat, dan kemaslahatan umat.

  • Membangkitkan kesadaran pentingnya ilmu usul al-fiqh dalam membaca teks-teks syar’i.


HADIS, ANTARA WAHYU DAN MANIPULASI: PANDUAN AWAL MENYARING SABDA NABI SECARA ILMIAH

Hadis bukan sekadar “kata Nabi” — ia adalah disiplin ilmiah. Pelajari bagaimana para ulama membedakan yang sahih dan yang palsu, serta bagaimana memahami hadis agar sejalan dengan Al-Qur’an dan tidak jatuh dalam propaganda politik atau akidah sesat.

Oleh : Prof. Dr. Rozaimi Ramle - Ph.D Hadis University of Jordan, AJK Fatwa Kerajaan Negeri Perlis, Rektor Universiti Islam Perlis



๐ŸŽ“ Mengapa Kita Harus Serius Memahami Hadis?

๐Ÿ“ข Pernahkah Anda berpikir: “Kenapa harus repot-repot belajar hadis? Kan cukup kembali ke Al-Qur'an saja?” — Jika ini yang Anda yakini, izinkan kami mengajak Anda membongkar satu kesalahan besar dalam cara berpikir keislaman yang diam-diam menjangkiti generasi Muslim modern!

Dalam lautan informasi yang begitu deras, hadis Nabi ๏ทบ sering kali diperlakukan sembarangan: disebar tanpa dicek, dipakai untuk membenarkan kepentingan politik, bahkan ada yang tega memalsukannya! ๐Ÿ˜ฑ

Lalu, muncul suara-suara sinis: “Hadis ini sahih? Siapa yang bilang? Bukannya semua itu kata orang saja?” Atau lebih parah lagi: “Yang penting isi hadisnya bagus, tak perlu ribut ini sahih atau palsu.”

❗ Padahal... jika kita tak memahami cara kerja hadis, bagaimana mungkin kita bisa membedakan antara wahyu dan manipulasi? Antara tuntunan Nabi dan suara hasutan?

Lewat kuliah perdana ini, kita diajak menyelami jantung keilmuan Islam — bagaimana para ulama membangun sistem ilmiah untuk memverifikasi, memahami, dan mengamalkan hadis. Ini bukan soal sekadar hafal teks hadis. Ini adalah tentang cara berpikir yang cermat, bertanggung jawab, dan amanah dalam beragama. ๐Ÿ”

๐Ÿ“Œ Dan ya, kuliah ini akan membuatmu sadar... bahwa memahami hadis tidak sesederhana copas dari WhatsApp grup!


๐Ÿ“˜ Ringkasan Faedah Kuliah "Metodologi Memahami Hadis – Siri 1"


๐Ÿ“Œ 1. Pembukaan Kuliah dan Pengantar Kitab

⏱️ [00:00 – 03:00]

  • Kuliah ini adalah sesi perdana membedah kitab karya pemateri sendiri berjudul “Metodologi Memahami Hadis.”

  • Kitab ini awalnya ditulis untuk kalangan akademik (dicetak oleh UPSI), tapi mendapat sambutan luas hingga pre-order mencapai 4000 eksemplar ๐Ÿ“ˆ.

  • Kuliah dilakukan secara hybrid (fisik dan online), lahir dari pengalaman dakwah di daerah dengan keterbatasan fasilitas ceramah.

Faedah: Ilmu hadis bukan milik kampus atau ustaz semata; ia harus turun ke masyarakat. Respons umat terhadap kitab ini membuktikan bahwa kesadaran terhadap pentingnya hadis makin meningkat ๐Ÿ’ก.


HADIS-HADIS PALSU BERKAITAN POLITIK

MANIPULASI HADIS DALAM LINTASAN KEKUASAAN: ANTARA TEKS SUCI DAN STRATEGI POLITIK - Sebuah tadzkirah kritis tentang eksploitasi hadis Nabi dalam arus politik, serta tantangan intelektual bagi umat Islam dalam memilah antara wahyu dan rekayasa.

Oleh : Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA - Mufti Kerajaan Negeri Perlis



Antara Wahyu dan Wacana Kekuasaan – Saat Agama Dijadikan Alat Politik

Dalam sejarah panjang peradaban Islam, terdapat lembaran yang mengandung luka epistemik: ketika wahyu—yang seharusnya memandu umat menuju keadilan—diseret ke gelanggang politik untuk mengabsahkan kekuasaan. Bukan sekadar retorika, tetapi disertai dengan fabrikasi teks suci: hadis-hadis palsu. Dan lebih memilukan, kebanyakan dibuat bukan oleh orang luar Islam, melainkan oleh mereka yang berlabel religius—ustaz, ahli ibadah, bahkan penulis sejarah.

Apakah umat ini telah menjadikan agama sebagai pelayan kekuasaan?

Fenomena pemalsuan hadis demi kepentingan politik bukanlah isu remeh. Ia adalah sebuah krisis integritas ilmiah dan spiritual. Ketika tokoh-tokoh politik atau kelompok tertentu memerlukan legitimasi religius untuk memperkuat posisi mereka, muncullah narasi-narasi palsu yang dibungkus dengan label “sabda Nabi”. Celakanya, sebagian diterima mentah-mentah oleh publik karena dibacakan dari mimbar-mimbar agama.

Tadzkirah ini mengajak kita menyelami bagaimana sejarah Islam dipenuhi dengan rekayasa wacana keagamaan, mulai dari pengangkatan Ali bin Abi Thalib hingga Mu‘ฤwiyah, Bani Umayyah, Bani Abbas, bahkan hingga karakter fiktif seperti Abu Nawas. Hadis-hadis palsu tidak hanya menyesatkan umat dalam beragama, tetapi juga membengkokkan sejarah, sehingga kita mewarisi narasi penuh bias dan propaganda.

๐Ÿ“Œ Maka, pertanyaan penting yang wajib kita renungkan:

Apakah kita mewarisi agama yang bersumber dari Rasulullah ๏ทบ, ataukah agama yang dibentuk oleh agenda para penguasa?

๐ŸŽง Dengarkan rekaman tadzkirah ini hingga tuntas untuk menemukan jawaban yang menohok—dengan dalil, data sejarah, dan logika keilmuan.


๐Ÿงญ Ringkasan Faedah Lengkap: Hadis-Hadis Palsu Berkaitan Politik


๐Ÿ›️ 1. Latar Kemunculan Hadis-Hadis Politik

  • Sejak awal sejarah Islam, terdapat oknum yang memalsukan hadis untuk kepentingan politik.

  • Beberapa hadis diangkat untuk mempromosikan tokoh tertentu, misalnya:

    • Fadilah yang dilebih-lebihkan untuk Sayyidina ‘Ali oleh pendukung fanatik.

    • Hadis-hadis palsu tentang Muawiyah oleh kelompok pro-Bani Umayyah.

๐Ÿ“Œ Catatan: Baik Syi’ah maupun pro-Umayyah pernah menggunakan hadis palsu untuk membenarkan posisi politik masing-masing.


PERBEDAAN ULAMA FIQH & ULAMA HADIS DALAM PERSPEKTIF KRITIS DAN KONTEMPORER

Menelusuri ketegangan klasik antara ahli hadis dan ahli fiqh, serta bagaimana perbedaan pendekatan mereka memengaruhi kelahiran fatwa dan praktik syariah dalam menghadapi tantangan zaman modern.

Oleh : Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA - Mufti Kerajaan Negeri Perlis - Arsip 07/2025



๐Ÿ“Œ Ketika Dalil Tak Lagi Cukup, dan Fatwa Tak Lagi Tegas — Siapa yang Bertanggung Jawab?

Di antara banyak cabang keilmuan dalam Islam, dua yang paling sering berperan dalam membentuk wajah hukum Islam ialah ilmu fiqh dan ilmu hadis. Keduanya lahir dari semangat merawat wahyu dan menuntun umat melalui landasan hukum yang otentik. Namun hari ini, pertanyaannya bukan lagi mana yang lebih utama, tetapi mengapa keduanya semakin sering berjalan sendiri-sendiri — dan apa akibatnya jika itu dibiarkan?

Sebagian ahli hadis sibuk menyaring sanad, tapi menutup mata dari kebutuhan fatwa umat yang semakin kompleks. Di sisi lain, sebagian ahli fiqh merasa cukup dengan logika hukum, meski dibangun di atas dalil yang tidak sahih. Akibatnya, lahirlah ketegangan: satu sisi terlalu tekstual dan rigid, sisi lain terlalu kontekstual tapi longgar pijakan. Lalu, di mana tempatnya ijtihad yang sehat?

Kuliah ini mengajak kita menyelami kritik mendasar terhadap cara kerja dua komunitas ilmiah yang sejatinya tidak boleh tercerai. Dengan bahasa yang lugas, dijelaskan bagaimana Islam tidak bisa terus-menerus hanya dikawal oleh hafalan, tapi juga harus dijaga dengan pemahaman — bukan hanya tentang apa yang dikatakan teks, tetapi apa maksud, tujuan, dan implikasinya terhadap umat.

Dibahas pula bagaimana kemajuan teknologi dan perubahan sosial memaksa fiqh untuk merespons isu-isu baru — seperti penyimpanan sel reproduksi manusia, penggunaan teknologi medis dalam perencanaan keturunan, hingga persoalan bioetik yang tidak tersurat dalam nash. Jika para ulama tidak bersatu dalam menjawabnya, maka umat akan berpaling dari syariat yang dirasa tak lagi membumi.

๐Ÿง  Ilmu bukan sekadar mengulang dalil lama, tapi membacanya kembali dalam terang zaman yang baru.

Kuliah ini adalah seruan halus sekaligus tegas: bahwa Islam tidak bisa dipertahankan dengan ilmu yang statis, apalagi ilmu yang sombong berjalan sendiri. Saatnya kita kembali menyatukan otoritas — antara mereka yang menjaga keaslian teks, dan mereka yang menggali kedalaman makna.

๐ŸŽง Dengarkan lebih jauh isi lengkapnya, dan temukan: mengapa integrasi fiqh dan hadis bukan cuma idealisme — tapi sebuah keniscayaan ilmiah.


Ringkasan Faedah Lengkap

1. ๐Ÿ” Analogi Medik: Hadis adalah Obat, Fiqh adalah Diagnosa

  • Dulu, ulama menggambarkan ahli hadis seperti apotekar — mereka menghimpun, menyusun, dan menguasai “obat” berupa hadis-hadis Rasulullah ๏ทบ.

  • Sementara ahli fiqh ibarat dokter — yang tahu kondisi pasien dan mampu menetapkan dosis serta metode penggunaan yang tepat.

  • Artinya, keduanya saling membutuhkan, dan tidak bisa berdiri sendiri secara otoritatif.

2. ⚠️ Kritik terhadap Fragmentasi Ilmu

  • Ahli hadis seringkali tidak masuk ke medan ijtihad fiqh, hanya fokus pada sanad dan matan, sehingga kurang memahami konteks dan implikasi hukum.

  • Sebaliknya, sebagian ahli fiqh terlalu bebas dalam berfatwa hingga menggunakan hadis lemah atau palsu tanpa verifikasi yang ketat.

  • Ketika ini terjadi, maka hukum menjadi kehilangan pijakan yang kuat, dan umat dirugikan oleh fatwa-fatwa yang tidak valid.

RAHASIA PUASA ASYURA 10 MUHARAM

Oleh :
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

๐Ÿšจ Pernahkah kamu bertanya-tanya...

  • Kenapa sih umat Islam ribet banget puasa tanggal 10 Muharram?

  • Bukankah itu tradisi Yahudi? ๐Ÿค”

  • Katanya bisa hapus dosa setahun, emang iya? Terlalu gampang banget dong!

Jujur aja, banyak dari kita cuma ikut-ikutan puasa Asyura tanpa benar-benar tahu dalil, sejarah, bahkan debat panas para ulama soal hari ini. Dalam ceramah panjang yang penuh wawasan ini, Prof. Dato' Dr. MAZA (Mufti Negeri Perlis) membongkar tuntas tentang puasa Asyura — dari asal nama, polemik riwayat, sampai bagaimana Islam menjaga identitasnya agar tak sekadar “meniru” agama lain.

Kalau kamu ngaku Muslim melek literasi syariah, yuk denger dulu audio lengkapnya sebelum berkomentar “ah cuma sunnah doang…” ๐Ÿ˜Œ


๐Ÿ“Œ Ringkasan Lengkap Poin-Poin Utama


๐Ÿท 1. Apa itu Asyura?

  • “Asyura” diambil dari kata Arab ‘asyir (ุนุงุดุฑ) yang artinya “ke-10”.

  • Jadi, Asyura = hari ke-10 bulan Muharram.

  • Banyak orang keliru mengira Asyura itu bubur Asyura aja. ๐Ÿ˜‚


๐ŸŒ™ 2. Muharram: Bulan Allah

  • Nabi ๏ทบ bersabda:

    “Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram.”
    (HR. Muslim)

  • Jadi, secara umum bulan Muharram adalah bulan yang sangat dianjurkan memperbanyak puasa.


⭐ 3. Keutamaan khusus puasa 10 Muharram

  • Hadits Abu Qatadah:

    Puasa 10 Muharram menghapus dosa setahun yang lalu.

  • Ini motivasi utama kita puasa Asyura. Gampang banget kan? Tapi ya, dosa kecil ya, bukan yang berat-berat macam ghibah sebulan penuh. ๐Ÿ™ˆ

LUKA SEJARAH YANG SARAT HIKMAH

Oleh : 
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA 
Mufti Kerajaan Negeri Perlis


Ketika Sahabat Berselisih: Luka Sejarah yang Tak Kita Abaikan, Tapi Juga Tak Kita Hakimi

Sejarah umat Islam bukan hanya berisi kemenangan, tapi juga luka-luka besar yang masih membekas hingga hari ini. Salah satunya adalah konflik yang terjadi di antara para sahabat Nabi ๏ทบ — orang-orang terbaik, murid langsung Rasulullah, yang mencintai Islam dengan sepenuh jiwa.

Ceramah ini tidak mengajak untuk mengungkit aib atau membuka ruang celaan, melainkan mengajak kita memahami dengan hati yang lapang dan akal yang adil:

  • Mengapa terjadi fitnah besar setelah wafatnya Utsman bin Affan?
  • Apa yang sebenarnya terjadi antara Sayyidina Ali, Aisyah r.a., Thalhah dan Zubair?
  • Bagaimana kita menyikapi peristiwa menyakitkan ini sebagai Muslim masa kini?

Kita semua mencintai para sahabat Nabi ๏ทบ. Mereka manusia — mereka bisa berselisih. Tapi mereka juga orang yang paling dekat dengan Allah dan Rasul-Nya. Daripada mewarisi kebencian, marilah kita warisi pelajaran: (1) Jaga lisan, jaga hati. (2) Utamakan ukhuwah di atas perbedaan. (3) Jadikan sejarah sebagai guru, bukan senjata.

๐Ÿ“Œ Ringkasan Poin-Poin Utama Ceramah: 

1. Fitnah Besar Dimulai dengan Pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan

  • Utsman dibunuh secara keji dalam keadaan berpuasa dan membaca Al-Qur’an.
  • Para sahabat ingin membelanya, tapi beliau menolak pertumpahan darah terjadi demi dirinya.

2. Kekosongan Kepemimpinan Memicu Kekacauan

  • Selama sekitar 40 hari, umat Islam tidak memiliki khalifah.
  • Kelompok pemberontak mendesak para tokoh sahabat (Thalhah, Zubair, dan Ali) untuk memimpin.

500 KISAH ORANG SALEH PENUH HIKMAH

Kitab ‘Uyลซn al-แธคikฤyฤt min Qaแนฃaแนฃ aแนฃ-แนขฤliแธฅฤซn wa Nawฤdir az-Zฤhidฤซn (ุนูŠูˆู† ุงู„ุญูƒุงูŠุงุช ู…ู† ู‚ุตุต ุงู„ุตุงู„ุญูŠู† ูˆู†ูˆุงุฏุฑ ุงู„ุฒุงู‡ุฏูŠู†) adalah sebuah karya klasik dalam genre kisah-kisah para salihin dan zuhhad, karya al Imam Al Hafidz Ibnul Jauzi rahimahullah, yang sering dinukil dalam majlis-majlis pengajian tazkirah. 

Kitab ini populer karena isinya yang penuh dengan kisah inspiratif, hikmah, serta nasihat yang menggugah jiwa.

SAHABAT NABI AMR BIN AL ASH

SAHABAT NABI YANG JENIUS, AHLI DIPLOMASI DAN POLITIK

Oleh : 
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

ANCAMAN EKSTRIMISME DAN PENGKULTUSAN DALAM MANIPULASI SUMBER

Oleh:
Al-Ustaz Salman ALi
Debate Coach at Qatar Foundation

HADIS PALSU & KESAN NEGATIFNYA TERHADAP UMAT ISLAM

๐Ÿ—“️ Tarikh: 15 Julai 2006
๐Ÿ•Œ Lokasi: Masjid Sultan Idris Shah II, Ipoh, Perak
๐Ÿ‘ค Penyampai: Dr. MAZA (Mohd Asri Zainul Abidin)
๐Ÿ“š Pensyarah Universiti Sains Malaysia, kemudian dilantik sebagai Mufti Negeri Perlis pada November 2006


⚠️ Hadis Palsu: Ketika Agama Dikhianati dari Dalam

Mengapa umat Islam terus mundur, penuh perpecahan, dan mudah dimanipulasi atas nama agama?
Jawabannya mungkin tak seberat yang kita bayangkan—kerana kita sendiri yang membiarkan agama dicemari oleh hadis-hadis palsu.

Dalam ceramah yang dirakam pada 15 Julai 2006 di Masjid Sultan Idris Shah II, Ipoh—hanya beberapa bulan sebelum beliau diangkat sebagai Mufti Negeri Perlis—seorang ilmuwan Islam tampil tanpa kompromi, membongkar racun halus yang telah sekian lama membentuk cara fikir umat: hadis-hadis palsu.

๐Ÿ’ฃ Bila dusta disandarkan kepada Nabi ๏ทบ, itu bukan sekadar kebodohan—itu pengkhianatan terhadap risalah.

HAKIKAT SEKULAR

Asal muasal lahirnya paham sekuler tak lepas dari pengaruh Gereja | Beda antara sekuler barat dengan sekuler Turki (setelah runtuhnya Daulah Utsmaniyah, di bawah pimpinan Mustafa Kemal Ataturk)

Oleh : 
Shahibus Samahah Dato Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

APA ITU BID'AH HASANAH

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA 
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

ISLAM MENGANGKAT KEBIJAKSANAAN, MERUNTUHKAN KEDANGKALAN

Khutbah Jum'at pada Perkampungan Sunnah Siri ke 10

Oleh:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA
Mufti Kerajaan Negeri Perlis

Cukup sudah kita dibuai gelar! Saatnya kembali kepada dalil!

Khutbah ini bukan untuk mereka yang nyaman hidup dalam kepalsuan religius — khutbah ini adalah tamparan sadar bagi siapa saja yang ingin mengembalikan Islam kepada tempat tertingginya: kitab dan sunnah.

Disampaikan langsung oleh Shahibus Samahah Mufti Negeri Perlis dalam momen istimewa Perkampungan Sunnah Seri ke-10, khutbah ini mengangkat tema yang tidak main-main: ๐Ÿ‘‰๐Ÿผ ISLAM MENGANGKAT KEBIJAKSANAAN, MERUNTUHKAN KEDANGKALAN.

Dalam khutbah ini, Anda akan mendengar:

๐Ÿ”ฅ Bagaimana agama bisa diselewengkan oleh mereka yang mengaku tokoh agama, habib, wali, dan keturunan nabi, tapi perbuatannya menyimpang dari sunnah.

๐Ÿ”ฅ Bagaimana umat ditarik dari cahaya ilmu ke dalam gelapnya khurafat, hanya karena tidak membedakan antara adab dan pengkultusan.

๐Ÿ”ฅ Peringatan keras Nabi ๏ทบ tentang penyeru ke neraka Jahannam — yang wajahnya seperti kita, bahasanya islami, tapi isi dakwahnya menjauh dari Qur'an dan Sunnah.

KISAH SAHIH DAN PALSU BERKAITAN DENGAN ISRA' MI'RAJ

Peristiwa Is'ra Mi'raj | Kisah Sahih dan Palsu Berkaitan dengan Isra' Mi'raj

Oleh : 
Dr. Rozaimi Ramle
AJK Fatwa Kerajaan Negeri Perlis

  ุฑَุจَّู†َุง ูฑุบْูِุฑْ ู„َู†َุง ูˆَู„ِุฅِุฎْูˆَٰู†ِู†َุง ูฑู„َّุฐِูŠู†َ ุณَุจَู‚ُูˆู†َุง ุจِูฑู„ْุฅِูŠู…َู€ٰู†ِ ูˆَู„َุง ุชَุฌْุนَู„ْ ูِู‰ ู‚ُู„ُูˆุจِู†َุง ุบِู„ًّุง ู„ِّู„َّุฐِูŠู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง۟ ุฑَุจَّู†َุงٓ ุฅِู†َّูƒَ ุฑَุกُูˆูٌۭ ุฑَّุญِูŠู…ٌ

Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.

TRENDING