Esensi politik (pentadbiran) secara umum adalah firman Allah ta'ala :
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًۭا
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu memberikan amanah (suatu urusan) kepada orang yang layak (berkualifikasi), dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu... (QS. An-Nisa 58)
Oleh:
Al-Ustaz Salman Ali
Debate Coach at Qatar Foundation, Pendakwah
https://archive.org/details/negara-islam-antara-idealisme-dan-realita
Urusan-urusan duniawi manusia akan lebih tertegak dengan keadilan
walaupun di dalamnya terdapat perbuatan-perbuatan dosa, dibandingkan dengan
kezaliman yang di dalamnya tidak disertai dengan perbuatan-perbuatan dosa
lainnya…
Apabila perkara dunia ditegakkan dengan keadilan (oleh orang kafir), maka akan
tertegak walaupun pelaku adil tersebut tidak akan mendapatkan pahala di
akhirat. Kapan saja perkara dunia tidak ditegakkan dengan keadilan, perkara
dunia tersebut tidak akan tegak, meskipun pemiliknya memiliki iman yang dapat
memberinya pahala di akhirat.
[Ibnu Taimiyah, Al-Amru Bi Al-Ma’rūf Wa Al-Nahyu ‘an Al-Munkar (Wizarah
Syu`un al-Islamiyyah wa al-Da’wah wa al-Irsyad, n.d.). 29]